Biografi Pierre Simon Laplace - Tokoh Matematika Fisika
Pierre-Simon Laplace (1749–1827). Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Pierre-Simon_Laplace |
Laplace kecil belajar matematika di akademi militer di
Beaumont sebagai seorang mahasiswa pandai sehingga diangkat menjadi asisten
dosen. Di sana Laplace mengajar matematika untuk pertama kalinya, sebelum
meneruskan sekolah di Caen. Ada versi yang menyebut bahwa ketertarikan orang
bukan karena kemampuan matematika tetapi karena ingatan yang luar biasa
sehingga mampu menarik perhatian orang-orang yang berpengaruh dan nantinya
membawa dia ke Paris. Umur 18 tahun, Laplace menghapus “lumpur” sawah Beaumont
di kakinya dan mencari keberuntungan dengan jalan merantau. Laplace menilai
dirinya terlalu tinggi. Dengan penyesuaian terhadap rasa percaya diri, Laplace
remaja masuk kota Paris untuk menaklukkan dunia matematika.
Minta
Katebelece d’Alembert
Umur 16 tahun, Laplace masuk Universitas Caen. Selama
dua tahun di Universitas Caen, laplace menunjukkan bakat di bidang matematika
dan menyukai mata kuliah ini. Memperoleh pujian dari dua dosen matematika di
Universitas Caen, C. Gadbled dan P. Le Canu yang sebenarnya tidak banyak
mengetahui Laplace kecuali sekedar mengetahui bahwa Laplace mempunyai potensi
menjadi seorang matematikawan besar.
Saat itu d’Alembert adalah matematikawan terkemuka di
Paris. Begitu tiba di Paris, dengan membawa surat pengantar – referensi dari C.
Gadbled dan P. Le Canu, Laplace meminta surat rekomendasi kepada d’Alembert.
Surat pertama tidak dibalas. Rupanya d’Alembert tidak suka dengan “gaya” anak
muda yang membawa surat referensi orang terkenal. Laplace pulang ke tempat kostnya
dan kembali menulis surat kedua kepada d’Alembert, tetapi kali lebih banyak
dilampiri dengan prinsip-prinsip dasar mekanika. Menggunakan akal bulus,
rupanya. Kali ini d’Alembert membalas dengan surat berisi, ”Anda mengetahui
bahwa saya tidak perduli dengan surat referensi anda, karena anda memang tidak
membutuhkannya. Anda mengenalkan diri anda dengan lebih baik. Hal ini sudah
cukup. Dukunganku selalu mengiringi anda.”
Beberapa hari kemudian, setelah mengucapkan terima
kasih kepada d’Alembert, Laplace diangkat menjadi profesor matematika di
Sekolah Militer Paris (Ecole Militaire). Gaji yang diperoleh cukup untuk
menunjang kehidupannya di Paris. Hubungan Laplace dengan d’Alembert sempat
memanas ketika Lagrange diusulkan oleh d’Alembert untuk menggantikan posisi
Euler di Akademi Berlin.
Mengembangkan
ide orang lain
Tidak ada ide Laplace yang baru. Semua ide-idenya
merupakan pengembangan atau hanya mengganti “kemasan” ide-ide orang lain.
Ketika Lagrange menbicarakan problem tiga-raga (three-body), Laplace mengambil
langkah serupa, namun dalam skala lebih luas. Ide Lagrange tentang teori
potensial dikembangkan oleh Laplace sehingga membuat nama Laplace dikenal
sampai sekarang. Laplace mulai dari hukum Newton dan digabung dengan dampak
ketidakstabilan – tarik dan ulur/daya tarik – dari planet-planet terhadap
matahari. Begitu pula karya Legendre tentang cara melakukan analisis dibenahi
oleh Laplace. Karya besarnya Mecanique celeste tetap mengacu kepada karya-karya
orang lain digabungkan dengan “sentuhan” dari dirinya. Berangkat dari karya
ini, kemudian Laplace mengembangkan apa yang kemudian disebut dengan model
matematika untuk alam semesta. Peran Newton, seperti disebut di awal, tidak
pelak lagi adalah panutan dan model acuan Laplace. Sumbangsihnya bagi dinamika
sistem matahari (solar system) adalah topik yang terlupakan atau tidak
diperhatikan oleh orang-orang lain. Berangkat dari topik sistem matahari timbul
problem: apakah sistem matahari itu stabil atau tidak stabil? Diasumsikan bahwa
hukum Newton tentang gravitasi berlaku umum (universal) dan hanya mengendalikan
gerak planet-planet.
Langkah penting Laplace untuk menjawab pertanyaan di
atas terjadi saat dia berumur 24 tahun (1773), dimana dia mampu membuktikan
bahwa jarak antara planet-planet dengan matahari bervariasi tergantung pada
periode. Prestasi ini membuat Laplace mendapat penghargaan, karir melonjak dan
diangkat menjadi anggota Akademi Sains. Karya tersebut membuat Laplace akhirnya
memutuskan bahwa dia akan mendarmabaktikan dan mengerahkan seluruh kemampuannya
untuk menekuni bidang astronomi matematikal.
Beda antara Lagrange dengan Laplace
Saat itu di Perancis nama Laplace dan Lagrange sangat
terkenal tetapi mempunyai banyak perbedaan yang mencolok dalam pengembangan
matematika: Laplace termasuk kelompok fisikawan matematika, sedangkan Lagrange
adalah matematikawan murni. Perbedaan mendasar antara Lagrange dan Laplace juga
tercermin pada hasil karya mereka, apakah tentang mempelajari bilangan atau
daya tarik bulan. Lagrange menjawab semua pertanyaan dengan menggunakan
matematika – dianggap sakral, dengan keanggunan dan berlaku umum (generality).
Sebaliknya, Laplace memandang matematika sebagai alat, yang perlu dimodifikasi
atau disesuaikan dengan problem-problem tertentu yang timbul. Seorang adalah
matematikawan besar; lainnya adalah filsuf besar yang ingin memahami alam
dengan menggunakan matematika tinggi.
Teman baik keduanya, Fourier, memberi ungkapan:
“Lagrange bukanlah filsuf tetapi lebih tepat sebagai matematikawan. Seluruh
hidupnya dipergunakan untuk membuktikan, sesuai kehendak hatinya, bukan untuk
kepentingan umat manusia.” Lagrange membawa dampak besar bagi matematika modern
lewat “kedalaman dan akurasi dari karya-karya ilmiahnya”, dimana hal ini tidak terkadung pada karya besar (masterpiece) Laplace. Terlepas dari
perbedaan itu nyatanya nama Laplace lebih populer dibanding Lagrange.
Barangkali karena Laplace berkutat dengan proyek besar yaitu memperagakan bahwa
sistem matahari adalah mesin penggerak yang tidak pernah diam dengan bentuk
luar biasa besarnya.
Politikus “kutu loncat”
Tahun 1785, pada usia 36 tahun, Laplace dipromosikan
menjadi anggota Akademi Sains dan memperoleh penghargaan sebagai Manusia
berkarir dalam bidang sains (career of a man of science). Pada tahun ini pula
Laplace mampu menjadi figur publik. Prestasi ini membuat dia dicalonkan sebagai
kandidat tunggal pada Sekolah Militer. Di sini Laplace berkenalan dengan
seorang anak muda yang menjegal rencana-rencananya dalam bidang matematika
untuk masuk ke dalam lumpur kotor [permainan] politik. Anak muda itu bernama Napoleon
Bonaparte (1769 – 1821).
Saat revolusi, Laplace duduk di atas punggung kuda dan
mengawasi segalanya berjalan lancar. Tak seorangpun dengan keangkuhan dan
ambisi besar mampu lolos dari marabahaya. De Pastoret menduga bahwa Lagrange
dan Laplace lolos dari guilitin karena keahlian keduanya masih dibutuhkan untuk
menghitung lintasan perluru (meriam) dan membantu produksi sendawa (salpeter)
sebagai bahan dasar mesiu.
Nasib beda dialami Condorcet. Melakukan kesalahan
fatal karena biasa hidup sebagai aristokrat. Suatu saat dia memesan omelet.
Tidak pernah mengetahui berapa jumlah telur, dia memesan omelet dengan 12
telur. Sang koki curiga dan bertanya, ”Apa pekerjaan anda?”. “Tukang kayu.”
“Bukalah kedua telapak tangan anda!.” “Anda bukan tukang kayu.” Condorcet
ditangkap dan dipenjara. Mati keracunan di penjara. Ada dugaan Condorcet disuruh
minum racun atau bunuh diri.
Setelah revolusi, Laplace terjun ke politik.
Barangkali ingin memecahkan prestasi Newton. Laplace dikritik karena tidak
mampu mengendalikan kantor-kantor pelayanan masyarakat di bawah rezim pengganti
tanpa mengubah haluan politiknya. Keahlian Laplace adalah meyakinkan lawan
politiknya bahwa dia adalah pendukung setia. Hasil akhirnya, Laplace selalu
mendapat jabatan setiap kali ganti pemerintahan. Dapat berganti haluan politik
dalam semalam dari republikan yang fanatik maupun pendukung kerajaan yang
paling bersemangat.
Elektromagnetik
Teori potensial - adaptasi dari Lagrange -
dikembangkan oleh Laplace menuruti mimpi-mimpinya menjadi signifikan bagi jaman
modern. Tanpa peran matematik, teori ini sudah mati prematur dan kita semua
tidak pernah mengetahui apa itu elektromagnetik. Terlepas dari teori ini telah
muncul suatu cabang matematika yang diigunakan untuk memecahkan problem,
sekarang ini makin signifikan untuk fisika dibandingkan dengan saat teori
gravitasi Newton diperkenalkan. Konsep potensial adalan inspirasi matematikal
nomor wahid – memungkinkan kita menyelesaikan problem-problem fisika yang
selama ini tampaknya tidak tersentuh.
Potensial adalah suatu fungsi u digambarkan dalam
hubungannya dengan gerakan zat cair dan persamaan Laplace dibuat menurut kaidah
dari Newton. Fungsi u adalah “potensi kecepatan”; apabila menggunakan rumus
gravitasi Newton maka u adalah “potensi gravitasi.” Pengenalan konsep potensial
ke dalam teori gerakan zat cair, gravitasi, elektromagnetik dan lain-lainnya
adalah pencapaian paling penting dalam fisika matematika. Dampak dari
penggantian persamaan-persamaan diferential ke dalam dua atau tiga variabel
tidak diketahui dengan menggunakan persamaan dengan satu variabel tidak
diketahui.
Ekspresi matematika yang digunakan Laplace jauh dari sahih. Laplace
lebih tertarik dengan hasil akhir dibandingkan bagaimana cara memperolehnya.
Untuk “menyembunyikan” cacat matematika ini dinyatakan dalam komentar “Itu
mudah dilihat.” Karya lain adalah “Eksposisi dari sistem Alam Semesta” terbit
pada tahun 1796. Disebut karya puncak Laplace yang tidak menyentuh matematika.
Makalah ini tidak panjang karena hanya 153 halaman kuarto. Tidak lupa Laplace
menyinggung teori probabilitas pada tahun 1820. Semua karya itu mampu
mengukuhkan Laplace sebagai penulis besar sama seperti matematikawan besar.
Meskipun penjelasan teori probabilitas dari Laplace dikatakan belum matang,
tapi pada jaman itu sudah membuka wawasan pemikiran baru dan kelak menjadi
dasar bagi pengembangan teori ini oleh generasi mendatang.
Cerita akhir
Bagaimana posisi Laplace saat Napoleon jatuh? Mudah ditebak, dengan
keahlian diplomasi, dia banting setir menjadi pengikut setia Louis VIII dan
menduduki jabatan dengan gelar Marquis de Laplace. Pengabdian Laplace,
kemudian, tahun 1816, memperoleh penghargaan dengan diangkatnya Laplace menjadi
presiden komite untuk pembenahan Ecole Politehnique. Ada cerita tentang Laplace
ketika dia memperlihatkan karya Mecanique celeste kepada Napoleon, menghadapi
pertanyaan, ”Anda menulis buku sedemikian tebal tentang sistem alam semesta
tetapi sedikitpun tidak menyebut siapa penciptaNya.” Langsung dijawab dengan
lugas, ”Tuan, saya tidak membutuhkan hipotesis.”
Laplace menikmati masa tuanya di sebuah kota kecil, Arcueil, dekat Paris. Setelah beberapa hari sakit, Laplace meninggal
Laplace menikmati masa tuanya di sebuah kota kecil, Arcueil, dekat Paris. Setelah beberapa hari sakit, Laplace meninggal
Sumbangsih
Matematika fisika dapat disebut sebagai kiprah pertama Laplace dalam menggunakan matematika untuk penerapan. Transformasi Laplace – mengabadikan nama Laplace - digunakan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan diferential dan menentukan respons gelombang (oscillator) harmonik bagi sinyal masukan (input). Dalam riwayat Laplace tampaknya dituntut suatu keberpihakan seorang ilmuwan apabila terjadi perubahan.
Matematika fisika dapat disebut sebagai kiprah pertama Laplace dalam menggunakan matematika untuk penerapan. Transformasi Laplace – mengabadikan nama Laplace - digunakan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan diferential dan menentukan respons gelombang (oscillator) harmonik bagi sinyal masukan (input). Dalam riwayat Laplace tampaknya dituntut suatu keberpihakan seorang ilmuwan apabila terjadi perubahan.
Post a Comment for "Biografi Pierre Simon Laplace - Tokoh Matematika Fisika"